Lampung Utara - Terlihat raut muka sedih campur kecewa, nampak pada Mustofa warga Desa Bumi Baru, Kecamatan Blambangan Umpu, Kabupaten Way Kanan saat menceritakan krononolis penanganan medis oleh pihak RS Handayani, Kota Bumi yang mengakibatkan meninggalnya putra semata wayangnya Badarudin Brawijaya (6 Bulan).
Badarudin Brawijaya, sang putra yang dinantikan Mustofa selama 19 tahun setelah menikah dengan sang istri, Senen 8 Desember 2025.
Kepada sejumlah awak media DPC PWRI Lampung Utara, Mustofa menceritakan kronologis penanganan putranya setelah mendapatkan perawatan oleh tim medis di RS Handayani.
Menurut Mustofa putranya memang telah memiliki penyakit bawaan sejak lahir, karena kondisi kesehatannya memburuk lalu dibawa untuk berobat ke RS Handayani Kota Bumi.
“Setiba di RS Handayani pihak tim medis melakukan penanganan dan meminta izin kepadanya untuk memasukan selang melalui lubang hidung untuk memasukkan asupan makanan.
Meskipun dengan dengan terpaksa harus dipasang selang melalui hidung, karna pihak medis mengatakan jika enggan dipasang selang melalui hidung, maka pihak RS tidak mau bertanggungjawab jika terjadi apa-apa pada anaknya,” katanya.
Namun menurut Mustofa setelah dipasang selang dan dimasukkan makanan dan obat melalui selang tersebut justru kondisi anaknya makin memburuk, dan sempat diberikan bantuan oksigen, namun nyawa Badarudin Brawijaya tidak dapat tertolong.
“Atas peristiwa penangan medis oleh tim medis RS Handayani yang mengakibatkan meninggal dunia putra saya sangat sangat kecewa dengan pelayanan medis yang dilakukan oleh pihak RS Handayani yang mengakibatkan putra saya meninggal duni,” jelas Mustofa. (DPC PWRI Team)
